Salah satu bagian yang paling menarik dari hidup di dunia modern adalah fenomena video. Bentuk seni ini dulunya terbatas pada teater dan perangkat televisi yang tidak bergerak. Namun kini video dapat kita nikmati ke mana pun kita pergi. Berkat berbagai platform yang tersedia, kita dapat menonton video yang dibuat oleh semua pembuat konten dari mana saja selama dapat terhubung dengan jaringan internet.
Keindahan sebenarnya dari produksi video adalah bahwa ia dapat menggabungkan semua elemen seni lainnya. Baik seni visual, audio, tulisan, warna, drama, dan banyak disiplin ilmu lainnya. Dengan alat perekam dan editing yang tersedia saat ini, hampir semua orang dapat membuat video. Namun untuk membuat video yang terlihat dan terasa profesional, mereka memerlukan banyak pengetahuan.
Semua Orang Punya Kamera Ponsel
Meskipun hampir semua orang saat ini memiliki kamera di telepon selulernya atau di perangkat lainnya, tidak semua orang dapat memproduksi video dengan baik. Produksi video yang berkualitas memerlukan pemahaman tentang teknologi, konsep visual dan naratif, pengambilan gambar dan penyuntingan video, serta pemahaman tentang gaya dan genre video yang diproduksi.
Memproduksi video yang efektif juga memerlukan waktu, kreativitas, dan dedikasi untuk mengejar ide cerita dan menyelesaikan proyek dengan baik. Oleh karena itu, meskipun teknologi mempermudah akses ke peralatan produksi video, untuk memproduksi video yang berkualitas masih memerlukan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang mendalam.
Apa itu Produksi Video?
Produksi video adalah proses pembuatan video atau film yang melibatkan sejumlah tahap, mulai dari perencanaan, pengambilan gambar atau shooting, pengeditan, hingga penyuntingan akhir. Produksi video dapat dilakukan untuk berbagai keperluan, seperti iklan, dokumenter, film, tutorial, atau video presentasi.
Pada tahap perencanaan, tim produksi video biasanya membuat konsep atau ide cerita, menentukan lokasi pengambilan gambar, memilih talenta atau narator, dan menyiapkan peralatan yang dibutuhkan. Setelah itu, dilakukan pengambilan gambar atau shooting di lapangan, di mana tim produksi akan merekam adegan yang telah direncanakan sebelumnya.
Setelah pengambilan gambar selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah pengeditan video. Pada tahap ini, tim produksi akan memilih dan menyusun rekaman yang dianggap terbaik, menambahkan efek-efek visual dan suara, serta melakukan penyuntingan yang diperlukan untuk membuat video yang lebih menarik dan informatif.
Pada tahap penyuntingan akhir, video yang telah selesai diedit akan ditinjau kembali untuk memastikan semua elemen telah sesuai dengan konsep dan tujuan video tersebut. Tahap ini biasanya meliputi penyesuaian durasi, warna, suara, dan penambahan elemen lain seperti logo dan kredit. Setelah itu, video siap dipublikasikan atau disebarkan ke khalayak.
Beberapa proses produksi video di platform media sosial hanya membutuhkan waktu beberapa menit, sementara video lain, seperti film layar lebar, membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan. Disadari atau tidak, hampir setiap video memiliki timeline yang serupa.
Apakah Profesional Video Production Masih Perlu?
Ya, profesional video production masih sangat diperlukan dalam industri kreatif, pemasaran, hiburan, dan media. Meskipun teknologi semakin mempermudah akses ke peralatan produksi video, memproduksi video yang berkualitas dan efektif memerlukan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang mendalam dalam bidang produksi video.
Para profesional memiliki pemahaman yang mendalam tentang teknologi terbaru, konsep visual dan naratif, pengambilan gambar, penyuntingan, dan distribusi video. Mereka juga memiliki kemampuan untuk mengembangkan konsep cerita yang kreatif dan efektif. Mereka mengerti dalam mengatur lokasi pengambilan gambar, syuting, mengedit video, dan memproduksi video dengan kualitas tinggi.
Profesional video production juga memiliki pengetahuan tentang regulasi, hak cipta, dan standar etika dalam industri video production, yang penting untuk memastikan video yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan klien atau target audiens.
Oleh karena itu, meskipun hampir semua orang memiliki kamera dan akses ke perangkat produksi video, masih diperlukan profesional video production untuk memproduksi video yang berkualitas tinggi dan efektif untuk berbagai keperluan, seperti iklan, film, dokumenter, tutorial, dan video presentasi.
Risiko Akibat Tidak Menggunakan Profesional Dalam Pembuatan Video
Ketika amatir memproduksi video sendiri, terdapat beberapa risiko dan akibat yang dapat timbul, seperti:
Kualitas video yang rendah
Amatir yang kurang berpengalaman dalam produksi video mungkin tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menghasilkan video yang berkualitas tinggi. Ini dapat menghasilkan video yang buruk, dengan kualitas gambar dan suara yang buruk, pengambilan gambar yang tidak stabil atau buruk, dan penyuntingan yang tidak rapi.
Kekurangan fokus
Amatir seringkali tidak memiliki kejelasan dan fokus dalam pembuatan video, dan mungkin tidak mampu membangun cerita atau konsep yang efektif. Hal ini dapat menghasilkan video yang membosankan atau tidak memiliki arah yang jelas.
Penggunaan efek yang berlebihan
Amatir dapat tergoda untuk menggunakan efek-efek visual dan suara yang berlebihan atau tidak perlu dalam upaya untuk membuat video mereka terlihat lebih menarik. Hal ini dapat menghasilkan video yang terlalu rumit atau mengganggu, dan dapat mengalihkan perhatian dari isi pesan video.
Pelanggaran hak cipta
Amatir mungkin tidak sepenuhnya memahami hak cipta atau tidak tahu cara menghindari pelanggaran hak cipta ketika menggunakan musik, gambar, atau konten lain dalam video mereka. Ini dapat mengakibatkan masalah hukum atau denda yang serius.
Over Budget
Seringkali pertimbangan untuk memproduksi video sendiri adalah faktor pembiayaan.
Amatir berpikir bahwa dengan memproduksi sendiri, maka biaya produksi bisa dipangkas serendah-rendahnya. Premis ini mungkin saja terjadi. Ada banyak pos pembiayaan yang dapat diirit jika dikerjakan sendiri. Biaya kru dan peralatan banyak yang bisa dikurangi. Produksi pun jadi hemat.
Namun yang kerap tidak diperhitungkan justru di hasil video. Jika tidak diperhitungkan dengan cermat, justru pembengkakan bisa terjadi.
Misalnya saat hasil tidak memuaskan. Tentu akan dilakukan syuting ulang atau retake. Biaya yang harusnya irit, malah membengkak.
Ada juga yang menyewa jasa Kameramen dan art director saja. Namun dalam pelaksanaan, biaya peralatan bisa membengkak. Biasa set dan property pun tidak disangka ternyata sebesar itu.
Persoalan pembiayaan ini, seringkali di luar jangkauan pemahaman si amatir. Niatnya berhemat, kenyataannya malah over budget.
Kesimpulan
Pembuatan video biasanya mengikuti proses ini: praproduksi, produksi, pascaproduksi, dan distribusi. Hampir setiap video mengikuti langkah-langkah ini untuk menjadi sesuatu yang dapat ditonton dan dinikmati orang lain, baik di Facebook, YouTube, teater, atau di mana saja.
Ketika dilakukan dalam skala besar, perusahaan video atau tim video biasanya menangani produksi video. Itu karena sejumlah besar disiplin ilmu dan keahlian diperlukan untuk menghasilkan film apa pun dengan standar profesional.
Bekerja dengan profesional memastikan Anda akan mendapatkan pengerjaan dengan kualitas terbaik di setiap bagian video Anda. Itulah mengapa di akhir film, daftar kredit sering kali panjang—video yang benar-benar profesional sering kali memiliki beberapa profesional khusus yang bekerja di setiap aspek.
Tentu saja, mungkin untuk menyelesaikan keseluruhan proyek secara mandiri. Di era kamera ponsel pintar dan aplikasi pengeditan video, hampir semua orang bisa menjadi produser video, dan seluruh tim produksi video Anda bisa Anda lakukan sendiri.
Selama detail yang cukup selektif dimasukkan ke dalam setiap bagian dari proses, Anda dapat membuat video berkualitas profesional sendiri—itu hanya membutuhkan banyak dedikasi, kreativitas, dan kerja keras.
Hubungi kami sekarang juga jika Anda membutuhkan profesional video production.